Senin, 23 Agustus 2010

LIPAMS (Liputan Amlapura Sehari)

23 Agustus 2010
>> 4 PENJURU PURA PASAR AGUNG KINI JADI PERHATIAN BUPATI GEREDEG

Pura Pasar Agung sebagai 4 penjuru parhyangan di pusering mandala Lingga Acala Gunung Agung kini memperoleh perhatian Bupati Karangasem I Wayan Geredeg, SH untuk bisa mendapat perhatian dapat dibangun sesuai masa perkembangan kesadaran umat dan dinamika agama Hindhu.
Setelah berhasil membangun di Pura Pasar Agung Sebudi untuk arah Barat tahun 1989 menelan dana sebesar 2,5 milyar rupiah sekaligus nangun yadnya pengenteg linggih, kini juga berhasil membangun Pura Pasar Agung di Yeh Kori Jungutan Bebandem di arah Selatan, Sedangkan Pura Pasar Agung di lokasi timur pada posisi Dusun Kedampal Desa Datah Kecamatan Abang, sedang dilakukan koordinasi menyangkut riwayat dan sejarah pura agar selanjutnya dapat dilakukan perencanan untuk perbaikan-perbaikan. Sementara itu, untuk Pura Pasar Agung arah utara konon lokasinya ada di Desa Ban Tianyar Barat Kubu, yang juga sedang diupayakan agar memperoleh informasi yang benar untuk dapat dilakukan upaya perbaikan keberadaan Pura sehingga dapat menampung umat secara layak dan hidmat mankala ada upacara.
Sebagai catur parhyangan pengider penyatur penyungsungan di Gunung Agung, Pasar Agung yang menurut lontar Padma Buwana disebut puser agung (tengahing lingga acala), sebagai wahana ngayeng stana Ida Betara di luhur Gunung Agung. Saat menyaksikan Karya Pengenteg, Nubung Pedagaingan dan Wana Kertih di Pura Pasar Agung Yeh Kori Jungutan Bebandem, Bupati Geredeg, SH mengatakan, Pura Pasar Agung sebagai stana memulyakan sesuhunan di Pura Agung Besakih – Ida Betara Lingsir Hyang Putran Jaya memiliki 4 titik arah mata angin. Untuk itu, keberadaan Pura Pasar Agung sebagai stana Sang Hynag Giri Jagatnatha erat kaitannya dengan Pura Agung Besakih sebagai pusat spiritual umat Hindhu, yang memiliki makna pusat orbiotasi dewata di Pulau Bali (Bali Dwipa) dengan nama Dewata Nawa Sanga dalam konsep Padma Buwana / Pengider Buwana.
Sekretaris Umum Majelis Madya Desa Pakraman Kab. Karangasem I Wayan Artha Dipa, SH,MH menambahkan, pertama kali pemugaran Pura Pasar Agung yang memiliki ketinggian 1.600 meter diatas permukaan laut, dilakukan terhadap Pura Pasar Agung Sebudi pada tahun 1989 menelan dana sebesar 2,5 milyar sekaligus diselenggarakan karya pengenteg linggih tahun 1993, dengan pengembaagan luas areal dari 2 are sebelumnya menjadi 0,5 Ha. Filosofis keberadan Pura Pasar Agung sebagai simbl pertemuan pertiwi – akasa untuk kemakmuran alam raya ditandai tumbuhnya pala bungkah, pala gantung dan pala wija.
Kabupaten Karangasem yang merupakan wilayah tingkat II di Bali paling banyak memiliki pusat kahyangan jagat seperti Pura Besakih sebagai pusat spiritual Bali stana Ida Betara Hyang Putran Jaya, Pura Lempuyang di Gunung Lempuyang stana Ida Betara Hyang Gni Jaya, Pura Andekasa pengider buwana arah selatan stana Ida Betara Rudra, juga Purang Dang Kahyangan lainnya seperti Pura Silayukti stana Ida Betara Mpu Kuturan, Pura Lempuyang Madya stana Ida Betara Mpu Gni Jaya, Pura Dalem Puri sebagai stana Ciwa penguasa paramatman, Empat parhyangan Pura Pasar Agung di empat arah mata angin Madyaning Gunung Agung. Di sejumlah tempat di Karangasem juga masih banyak Pura-Pura berstatus kahyangan jagat atau Dang Kahyangan, yang perlu digali sejarah dan sumber lontarnya sehingga dapat dilakukan renovasi pelinggih-pelinggihnya.
Terhadap pelinggih-pelinggih yang sederhana berupa bebaturan, karena dahulu sikon keterbatasan umat tidak mungkin membuat konsep Tri Mandala dalam membangun palebahan Pura dan membuat pelinggih seperti sekarang. Namun saat ini tuntutan umat dalam melakukan persembahyangan sudah demikian tinggi sehingga perlu diakomodir dengan suatu konsep penataan dengan pola Tri Mandala dan juga membangun pelinggih sesuai konsep lontar sebagai acuan agama. (Humas Kab. Karangasem)


Tidak ada komentar: