Karangasem-Bali, Harga salak disaat musim panen seperti sekarang ini
mengalami penurunan yang sangat drastis, bahkan harga salak per-kilonya
mencapai 500 rupiah per kilogramnya untuk salak biasa,sedangkan untuk salak gula
pasir harga salak dipetani mencapai 5000
ribu rupiah. Akibanya,kini warga sudah membabat kebun salaknya dan dijadikan lahan
persawahan.
Salah satu contoh yang dialami oleh petani salak di banjar dinas Geriana
Kangin,Desa Duda,Selat Karangasem,I Wayan Wija,mengatakan, saat musim panen
seperti saat ini,harga buah salak di pasar sangat anjlok,hal tersebut berbeda
saat tidak sedang panen,dimana harga salak sangat bagus. Hal itu menurut Wija disebabkan karena meningkatnya
produksi buah salak,sedangkan penjualan salak di pasaran mengalami penurunan
sehingga salak akan cepat membusuk.”saat musim panen harganya sangat
anjlok,bisa sampai berkisaran 200 sampai 500 rupiah per-kilogramnya ditingkat
petani,”ujar Wija kepada RGS FM ,pada Rabu (27/02).
Hal yang sama juga dikatakan I Nyoman Sudiarta,anjloknya harga buah
salak di pasaran memang rutin terjadi setiap musim panen. Selain karena memang
masa panen,hal ini juga disebakan karena pembeli salak tidak mengalami
peningkatan,sehingga petani salak membiarkan hasil panennya membusuk. ”saat ini
harga salak mencapai 500 rupiah untuk salak biasa,sedangkan salak gula pasir
harganya 5000 rupiah,”ujar Sudiarta seraya berharap pemerintah mencarikan solusi yang tepat untuk
mengatasi anjloknya harga buah salak.
Dari data yang diperoleh Reporter RGS FM,lahan kebun salak di Karangasem
tersebar di tujuh Kecamatan dengan luas hampir mencapai 4.200 hektar.(bud1121)