Senin, 10 Januari 2011

ODTW BUKIT JAMBUL VIEW PENUH PESONA, MUTIARA TERSAPUT DEBU

10 / 01 / 2011 http://rgsfmradio.blogspot.com

ODTW BUKIT JAMBUL VIEW PENUH PESONA,MUTIARA TERSAPUT DEBU

Amlapura - Obyek dan daya tarik wisata (ODTW) Bukit Jambul Pesaban Rendang Karangasem, telah lama dikenal sebagai objek wisata ternama di Karangasem, khususnya untuk tujuan transit makan dan istirahat bagi para wisatawan yang berkunjung ke Karangasem. Selain dikenal karena memiliki view yang menawan dengan panorama terasering persawahan dan deretan pohon cengkeh yang rindang, liuk kemiringan bukit yang memiliki sejarah bukit berjambul jika dilihat dari kejauhan, maka bukit diperbatasan Kaerangasem – Klungkung itupun mendapat julukan bukit jambul yang ngetrend hingga sekarang.

Kondisi Bukit Jambul saat ini memang sudah jauh berbeda dengan sekitar tahun delapan puluhan. Kejayaannya dulu mampu menyedot wisatawan sebagai tempat instirahat menikmati nikmatnya sajian kuliner di deretan restoran disepanjang pinggir bukit, ditambah hawa sejuk yang menjadikan bukit jambul bak bedugulnya Karangasem. Kini bukit jambul terjebak dan dibelit banyak perasoalan, disamping penanganan menejemen restoran yang sempat berantakan karena konflik antara karyawan dan menejemen, kini juga dihadang kemacetan parah, dimana truk-truk galian C yang lalu lalang bagaikan barisan yang tiada terputus, menjadi biang kemacetan dan menjebak angkutan wisatawan terutama bus-bus besar yang hendak masuk Karangasem melalui pintu bukit jambut menuju Besakih. 

Problema tersebut menurut Kadisbudpar I Made Sudiarsa, S.Sos, (10-1-2011), sudah lama banyak wisatawan mengeluhkan kondisi kemacetan transportasi disana sehingga sangat mengganggu arus kunjungan melalui jalur bukit jambul. Hal tersebut menurutnya tidak bisa diatasi melalui kewenanga Disbudpar semata, melainkan harus ada komitment lintas sektoral dan pengambil keputusan dalam mencarikan jalan keluar masalah dimaksud. Sebagai daya tarik wisata, Bukit Jambul memang merupakan wahana wisata rest area untuk tujuan makan bagi para wisatawan. Dengan dukungan panorama alam yang memukau, lokasi tersebut hendaknya bisa berkembang tidak hanya sebatas fasilitas restoran, melainkan selayaknya ada juga akomodasi hotel, pendukung lain dan atraksi seni sehingga menjadi satu paket untuk kunjungan disana. Ia mengharap nantinya ada investor baru yang mau membuat terbosan dalam mendayagunakan objek wisata tersebut sehingga bisa lebih optimal berperan sebagai DTW yang sudah lama dikenal luas para agent wisata. Dengan persaingan dibidang fasilitas wisata seperti saat ini, maka Bukit Jambut diharapkan dapat berbenah dengan sentuhan investor yang memang memilkiki kemampuan memberdayakan ODTW Bukit Jambul.

Ditambahkan, aset lahan di bukit jambul memang bukan milik pemerintah melainkan merupakan asset pribadi sehingga pengembangannya akan sangat bergantung dari kemauan pemilik lahan dalam mengembangkan akomodasi wisata yang ada. Namun secara umum pemerintah daerah melalui Disbudpar Karangasem senantiasa komit dan mendukung kehadiran investor untuk mengembangkan objek tersebut. Terlebih saat ini wisatawan sudah merasakan nikmatnya melakukan kunjungan ke Karangasem, dengan spesifikasi kondisi tidak seperti Kuta, Sanur yang penuh hingar bingar, namun Karangasem disegani karena sepi dan banyak diidamkan para wisatawan. Sejalan dengan itu, Pemkab. Karangasem telah merintis pengembangan wisata spiritual yang terus ditata aplikasiya di lapangan, seiring pula dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Karangasem selama ini terkait dengan masalah spiritual / keagamaan. Sebagai langkah awal menurut Sudiarsa, cukup baik karena pengembangan spiritual toursm itu sendiri juga memerlukan pionir investasi dalam membuat paket-paket tur wisatawan yang bernuansa spiritual. 

Saat ini Karangasem memilikki andalan cukup signifikan seperti wisata tirta rafting, diving snorkling serta pengembangan dermaga Kapal Pesiar yang akan mewarnai perjalanan pariwisata Karangasem ke depan. Namun bagaiamanapun juga kunci keberhasilan mengembangkan pariwisata Karangasem ada ditangan pelaku wisata, aparatur pemerintah dan masyarakat untuk mau disiplin mentaati aturan yang ada demi tertibnya pariwisata Karangasem ke depan.

Menurut Ketua PHRI Kariasa, dari 15 ODTW yang dimiliki Karangasem, Bukit Jambul memiliki image tersendiri yakni wisata boga, namun karena persaingan wisata boga begitu meluas saat ini maka wisatawan tidak lagi hanya melirik Bukit Jambul. Terlebih saat ini jalur di bukit jambul relatif macet sepanjang hari karena arus truk angkutan galian C yang kerap berpapasan dengan bus pariwisata sehingga membuat jalur itu menjadi sering macet. Dari segi kenyamanan wisatawan kemacetan sudah menjadi problem besar sehingga turut menambah sepinya kunjungan wisata di bukit jambul. Masalah tersebut hendaknya dapat dicarikan jalan keluar oleh pihak pemerintah demi menjaga citra kepariwisataan Karangasem dimata wisatawan.

Tidak ada komentar: