Selasa, 11 Januari 2011

BESAKIH TAK CUKUP DITATA FISIK,MENTALITAS LEBIH PENTING

11 / 01 / 2011 http://rgsfmradio.blogspot.com

BESAKIH TAK CUKUP DITATA FISIK,MENTALITAS LEBIH PENTING     

Amlapura - Kondisi Besakih yang menjadi salah satu ikon terbesar dan ODTW andalan Karangasem, tidak saja memerlukan penataan pisik area semata, namun jauh lebih penting menata mentalitas semua pelaku yang terlibat didalam satu kesatauan sistim di Besakih. Demikian diungkapkan Ketua Majelis Madya Desa Pakraman (MMDP) Kabupaten Karangasem I Wayan Arthadipa, SH, MH (11-1-2011) di Amlapura. 


Dikatakan, sudah lama keluhan menyangkut sikon pelayanan umat maupun wisatawan yang berkunjung ke loka wisata tersohor itu disampaikan, bahkan kritik pedas tak jarang terdengar. Di satu sisi keagungan Besakih sebagai tempat suci seolah menelan semua itu karena orang enggan dan sungkan membicarakan sisi kelemahan di Besakih. Namun sebagai umat pengemong kahyagan suci terbesar itu, tidak boleh berdiam diri dan membiarkan semuanya terjadi dan cenderung merusak citra Pura Besakih. Untuk itu semua pihak terutama yang paling berkompeten dalam Tim Penertiban Besakih dan Kepala Wilayah setempat sebagai pengawas langsung harus berani mengambil prakarsa untuk memulai penataan mental dan moral. Secara lebih tegas ia menjelaskan, masalah prilaku pemandu wisata misalnya, benar- benar diharapkan mampu menyadari keagungan dan kesucian Pura dengan tidak melanggar aturan yang sudah dibuat, melakukan penipuan atau pemerasan terhadap wisatawan adalah tatangan yang mesti diatasi dan dilakukan penyegaran kembali. 

Bahkan yang lebih penting lagi adalah kondisi didalam pura sendiri, dimana para pelayan umat juga sudah sering dikritisi kalau masih terjadi prilaku kurang etis dan kurang terpuji terkait dengan pungutan sesari banten, serta transparansi pengelolaan keuangan yang masuk ke Besakih dari berbagai sumber, baik dalam rangkaian upacara besar maupun aktifitas ritual rutin. Kondisi tersebut sekali lagi tidak bisa dibiarkan, Besakih harus mampu ditata dengan baik, tertib, rapi dan propfesional. Sebagai pusat penyungsungan jagat, malu manakala masalah intern kekhusukan ritual mesti dinodai dengan prilaku kurang baik terjadi dan terus berlangusung disana.

Ditambahkan Arthadipa, dalam kaitan itu tidak hanya Kabupaten yang harus langsung aktif namun juga pihak Propinsi dan Kabupaten lain juga mesti memberi kontribusi karena keberadaan Besakih sendiri merupakan sentral, sehingga permasalahan yang melingkupinya juga relatif komplek dan berskala besar.
Kewenangan yang sudah diberikan kepada Tim Kecamatan terkait pengawasan dan penertiban Besakih agar dapat dilaksanakan secara tegas, proaktif dan aspiratif secara kontinyu. Menjaga keajegan Pura Besakih bukan semata untuk kepentingan Karangasem, tetapi untuk semua umat bahkan seluruh dunia. Citra Besakih sebagai salah satu ikon dan magnet daya tarik Bali dipertaruhkan dimata Internasional. Jika mengurus penertiban dan keamanan saja tak mampu, bayangkan bagaimana leluhur dahulu membangun mega parahyangan terbesar itu. Jika dibandingkan tidak ada artinya jika memelihara saja tidak mampu. Jangan toleransi masyarakat yang nyata-nyata melanggar, menodai dan membuat hal-hal yang bertentangan dengan agama di Besakih.

Sementara itu Kordinator Penataan dan Pengawasan Kawasan Suci Besakih ( KPPKSB) Camat Rendang Drs. I Wayan Ardika, M.Si, mengatakan, amanat yang diterima melalui payung hukum Keputusan Bupati sudah jelas, tidak lagi mentolerir kendati sedikitpun oknum siapapun yang melalukan tindakan tak terpuji dan menodai citra Kawasan Suci Besakih. Selaku Kordinator Tim, demikian Camat asal Desa Pesedahan Manggis itu pihaknya juga sudah wanti-wanti kepada semua petugas pemandu wisata khusus Besakih, pedagang, petugas parkir serta masyarakat di Besakih agar tidak coba-coba untuk melanggar hal-hal yang sudah ditegaskan dalam aturan. Jika memang terbukti ada dan diketahui, pihaknya tidak segan-segan memberi sangsi dan tindakan tegas dengan melakukan pemecatan langsung tanpa kompromi.

Ia mengaku sudah malu dengan kondisi Besakih yang sebelumnya banyak disoroti pihak lain baik pengunjung, wisatawan, dan masyarakat lainnya, karena ulah segelintir orang yang tidak bertanggung jawab. Menyangkut upaya penataan di didalam pura terutama pelayanan kepada umat dan transparansi keuangan yang masuk ke Besakih, Ardika mengharap ada dukungan dari kaum muda intelektual di Besakih untuk melakukan pembenahan kedalam secara menyeluruh sehingga kondisi yang ada sekarang bisa direhabilitasi. Tanpa memperbaiki sikap mental semua pelaku yang terkait di Besakih non sen keadaan bisa berubah. 

Pasca penertiban dan pengawasan yang telah berjalan selama ini ditambahkan Ardika, kedatangan wisatawan sudah relatif meningkat dibanding sebelumnya yang sangat merosot. Hal ini tak lepas dari kondisi kenyamanan Besakih yang berhasil diciptakan sejalan komitment Pemerintah Kabupaten Karangasem. Mengenai sarana dibidang kebersihan di Besakih sudah ada 2 truk pengangkut sampah ke TPA Palak, 1 mobil tangki air, 1 truck amrol dengan 6 kontainer. Sementara untuk mendukung petugas selain pengelolaan oleh persatuan guide khusus, petugas juga memperoleh penyisihan dari tiket masuk yang besarnya Rp. 10.000 untuk wisatawan mancanegara dan Rp. 8.000 untuk domestik. Dibidang keamanan petugas juga sudah melakukan ronda sehingga aksi-aksi oknum yang tidak bertanggung jawab dapat ditekan. Untuk melengkapi dukungan petugas pihak Kecamatan selaku SKPD sudah mengusulkan anggaran melalui APBD untuk keperluan operasional dibidang persampahan.(1121)


Tidak ada komentar: