Minggu, 09 Januari 2011

DESA PEKRAMAN ASAK,LAKSANAKAN PECARUAN AGUNG


08 / 01 / 2011 http://rgsfmradio.blogspot.com


DESA PEKRAMAN ASAK,LAKSANAKAN PECARUAN AGUNG           

Amlapura - Hari jum’at (07/01) ada yang beda ketika melintasi Desa pekraman Asak Desa Pertima banyak batang pohon pisang yang dihias terbalik atau mirip penjor,dan seekor sapi jantan hitam yang diarak keliling desa yang di ikuti oleh daha - truna, itulah salah satu upacara yang melaksakan di Desa Pekraman Asak Pertima Karangasem yang sedang melaksanakan karya Pecaruan Agung di wilayah Desa Pekraman Asak pada Jum’at, (07/01), dalam rangka Usabha Kawulu , Pecaruan Agung Tersebut juga ditandai dengan menyemblih Sapi Jantan Hitam yang dilakukan oleh Kesinoman Truna Desa setempat.Pecaruan yang dilaksanakan tersebut bertujuan untuk menghilangkan leteh Desa dan ala ayu tersebut dilaksanakan setiap setahun sekali.


Menurut Keliang Desa Pekraman Asak I Nyoman Winata, SH ketika ditemui reporter RGS FM Mengatakan Bahwa Batang Pohon pisang yang dihias terbalik itu merupakan symbol dari dari ucapan terima kasih masyarakat Desa Pekraman Asak kehadapan Ida Sanghyang widhi atas karunianya, dan symbol bahwa di Desa Pekraman Asak sedang melakukan Upacara Pecaruan Agung.

Upacara Pecaruan Agung yang datangnya setahun sekali ini yang dilaksanakan setelah tilem kepitu menuju beteng ini disertai menyemblih seekor sapi jantan, sebelum dilakukan upacara Pecaruan Agung tersebut terlebih dahulu sapi diarak kel;iling desa yang di ikuti oelh seluruh daha-truna dan sapi tersebut dihias wastra putih kuning,bakang-bakang,kepala juga dicontreng lambing Swastika menggunakan Pamor dan juga di ikuti oleh pemangku,keliang desa serta baleganjur, setelah sampai di jaba Pura, sapi diupacarai dengan Banten Pemendak yang dipuput oleh Jro Mangku, setelah Dipucarai dengan Banten Pemendak barulah Sapi Masuk Kepura Patokan Truna diarak keliling Pura sebanyak tiga Kali dan kembali di Upacarai dengan Banten dengan Banten Pecaruan. Setelah selesai Di Upacarai dengan Banten Pecaruan Saye Truna Paling Kelih menebas atau menandai Sapi dengan memakai Pisau khusus Truna Adat (Tiuk penyepegan Sampi) dan barulah sapi tersebut dilepas keluar Pura dan dikejar oleh truna yang lainnya sambil menebas sapi tersebut kemanapun sapi itu lari.

Dari darah sapi yang tercercer sebagai Upacara Pecaruan Agung telah dilangsungkan dan dimanapun sapi tersebut mati disana juga sapi itu dipotong dan selanjutnya daging sapi dibersihkan ke Pura Beji setempat, selanjutnya daging Sapi dibawa kembali ke Pura Patokan dan dirangkai kembali sepwertio sedia kala, serta dibuatkan lagi banten,daging sapi tersebut juga di inapkan selama satu hari di Pura Patokan truna. Esok paginya daging sapi tersebut dibagi keseluruh Truna dan Daha untuk dimakan bersama.
Tujuan dari dilaksanakannya Pecaruan Agung dengan kurban Sapi ini adalah untuk menghilangkan Leteh serta Ala ayu dengan harapan supaya Masyarakat Desa Pekraman Asak dimanapun mereka tinggal dan mencari nafkah agar diberikan kehidupan gemah ripah serta Hidup sejahtera “ Ujar Keliang Desa Pekaraman Asak I Nyoman Winata, SH.(1121)

Tidak ada komentar: