Senin, 27 Desember 2010

TAGANA BALI GELAR BAKSOS TANAM POHON DI TEGALLANGLANGAN DATAH

27 / 12 / 2010   http://rgsfmradio.blogspot.com

TAGANA BALI GELAR BAKSOS TANAM POHON DI TEGALLANGLANGAN DATAH

Amlapura - Kelompok Taruna Siaga Bencan (Tagana) Bali dikoordinasikan Dinas Sosial Pemprop Bali melaksanakan misi Bakti Sosial (Baksos) gerakan menanam pohon siap tumbuh menuju Bali Clean and Green di Dusun Tegallanglangan Datah Abang Karangaasem (26-12-2010), dihadiri Wakil Bupati Karangasem I Made Sukerana, SH.


Kepala Dinas Sosial Bali Drs. AA Gede Anom Wartawan melaporkan, kegiatan bakti sosial penanaman pohon siap tumbuh dalam rangka akselerasi menuju Bali Mandara dan Bali Clean and Green serta mengatasi kekeringan. Krisis air bersih dan penurunan permukaan air bawah tanah sebagai dampak pemanasan global. Maksud diselenggarakannya kegiatan tersebut adalah untuk membangkitkan semangat serta melakaukan upaya pelestarian lingkungan melalui penanaman pohon, sebagai realita dari pelaksanaan pembangunan berkelanjutan Pemprop Bali menuju Bali Mandara dan Bali Clean and Green. Sedangkan tujuannya adalah untuk menggugah masyarakat, stakeholder untuk melakukan gerakan penanaman pohon di wilayah masing-masing, mewujudkan Bali bersih, hijau, lestari dan indah serta meningkatkan kepekaan anggota Taruna Siaga Bencana dalam merespon lingkungan untuk mengantisipasi terjadinya bencana.
Kegiatan mengambil lokasi di Banjar Dinas Tegallanglangan Desa Datah, Abang, Karangasem diikuti oleh SKPD se Propinsi Bali, SKPD se Kabupaten Karangasem, Taruna Siaga bencana Kabupaten, masyarakat dan kelompok Tani Tegal Sari Banjar Tegallanglangan.

Gubernur Bali dalam sambutan tertulis dibacakan Plt. Sekda I Made Jendra mengatakan, kegiatan mendukung Bali Clean and Green sangat strategis dalam mewujudkan ruang Bali yang berkualitas, aman, nyaman, produktif dan berwawasan lingkungan dilandasi Tri Hita Karana. Pembangunan berkelanjutan merupakan komitment Pemprop Bali dan menjadi landasan dalam rencana strategis pembangunan dengan memadukan tiga pilar dalam pelaksanaannya yakni pilar ekonomi, pembangunan dan lingkungan, dimana dalam implementasinya masih dihadapkan berbagai masalah sosial lingkungan seperti kekeringan, krisis air bersih, banjir dan tanah longsor. Demikian pula menurunnya muka air bawah tanah, sebagai akibat dari pengambilan air tanah yang melebihi daya dukungnya. Permasalahan tersebut hampir sebagian besar disebabkan oleh prilaku manusia yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan ekonomi, tanpa memperhatikan kelestarian sumber daya alam. Mengatasi permasalahan tersebut berbagai upaya telah dilakukan pemerintah Propinsi Bali antara lain melalui kemitraan dan keterpaduan gerakan penanaman pohon/ penghijauan antara pemerintah pusat, Pemda dan masyarakat. Kepada Pemkab/Pemkot se Bali dihimbau agar terus menerus melakukan budaya gerakan penanaman pohon dilingkungan masing-masing, menghormati kearifan lokal dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui Desa Pakraman dan mendorong pelaku usaha untuk aktif melakukan upaya pelestarian sumberdaya alam melalui program, corporate sosial responsibility.
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya pemerintah tidaklah mungkin mampu bekerja sendiri, oleh karenanya menuntut partisipasi aktif masyaralkat sekaligus memupuk rasa persaudaraan, kegotong-royongan dan cinta lingkungan. Alam mengambil peran sebagai guru ketika manusia melakukan kesalahan dalam mengelola dan memanfaatkannya. Eksploitasi secara terus menerus tanpa ada upaya penyelamatan dan rekonstruksi seperti penanaman pohon kembali, niscaya alam menjadi murka dan menghukum manusia dengan bencana. Kejadian bencana alam selama ini hendaknya menjadi pemicu kepekaan kita terhadap alam dan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari dengan salah satunya menggalakkan gerakan penanaman pohon sampai ke pelosok-pelosok dengan melibatkan seluruh masyarakat secara aktif. 

Saat itu Gubernur menyerahkan bibit gamelina kepada kelompok tani Tegal Sari sebanyak 3.500 batang sebagai wujud keseriusan pemerintah mewujudkan Bali Clean and Green. Diharapkan Kelompok Tani dapat berperan optimal menjaga lingkungan melalui upaya sistemik dari menanam, merawat dan memetik hasilnya dan menanam kembali

Wakil Bupati I Made Sukerana, SH mengatakan, Kabupaten Karangasem dengan luas 83.954 Ha diantaranya 76.912 Ha ( 91,61%) didominasi lahan kering, hanya 8,39% atau 7.042 Ha merupakan lahan basah/sawah. Bertolak dari kondisi tersebut memerlukan upaya penghijauan terus menerus sehingga bisa mengatasi krisis air bersih, menurunnya permukaan air bawah tanah akibat dampak pemanasan global. Wabup Sukerana menyampaikan terima kasih atas batuan Pemprop Bali melalui Dinas Sosial telah mengalokasikan kegiatan penghijauan di Kabupaten Karangasem sehingga bisa mewujudkan Bali Clean and Green.(humkar)1121

Tidak ada komentar: