Kamis, 04 November 2010

PERAJIN KARANGASEM KIAN MENGGELIAT KENDATI MASIH KALAH BERSAING

04 November 2010 http://rgsfmradio.blogspot.com

PERAJIN KARANGASEM KIAN MENGGELIAT KENDATI MASIH KALAH BERSAING   

Amlapura - Secara keseluruhan potensi perajin Karangasem keberadaannya mengalami peningkatan cukup pesat, namun masih kalah bersaing dengan daerah lain.
Kondisi ini menurut Kadisperindag Karangasem Ni Ketut Puspa Kumari, SH, M.Si di Amlapura (4-10-2010), disebabkan sebagian besar perajin Karangasem masih bergelut dengan kemiskinan sehingga kurang mampu mengembangkan usaha dan tegantung kepada pengepul daerah lain dalam memasarkan produknya dengan harga murah. Disamping itu, bahan baku yang masih disediakan pengepul, membuat perajin hanya memperoleh upah kerja yang nilainya kecil tak sebanding dengan nilai seni yang dihasilkan.


Namun demikian, Puspa Kumari optimis ke depan potensi perajin Karangasem bakal dapat bangkit belajar dari pengalaman yang ada, terlebih saat ini Pemkab telah memberi peluang memanfaatkan kredit tanpa agunan bagi usaha mikro kecil menengah dan koperasi sehingga lebih mendorong kemampuan perajin dalam mengatasi permodalan. Terobosan lain yang diperlukan pula menurut Puspa Kumari, adalah membangun sarana Pasar Seni khas produk Karangasem serta memperluas jaringan counter-counter seni kerajinan Karangasem di sentra-sentra wisata, disamping menggunakan media informatika untuk menembus pasar internasional. 

Untuk promosi dunia maya itu telah dilaksanakan oleh perajin kripik salak Sibetan dan Pengerajin Mitra Fajar Tegallinggah Karangasem telah memasarkan roduknya melalui internet, yang perlu ditiru perajin lainnya, seraya lebih menitikberatkan pada segi pengolahan pasca panen melalui teknologi tepat guna. Ia optimis pembinaan berkelanjutan terhadap potensi perajin Karangasem, sejalan dengan membaiknya kondisi taraf kesejahteraan masyarakat, kelak kondisi perajin Karangasem dapat mencapai masa keemasannya.
Aktivis kerajinan Karangasem I Komang Sugiartha, ST mengatakan, keberadaan kerajinan Karangasem sangat potensial dinamis dan eksotis, namun upaya untuk mendukung melalui lembaga fasilitasi secara birokratis belum nampak. Kondisi tersebut membuat kemunduran penanganan sektor riil khususnya kerajinan khas Karangasem. Kendati kebijakan untuk menyebarkan permodalan sudah dilakukan melalui program Kredit Tanpa Agunan (KTA) – BPD, namun sesungguhnya tantangan sektor riil dan kerajinan Karangasem bukan di sektor permodalan. Kenyataannya kini kelemahan dunia kerajinan itu terhimpit ketiadaan apresiasi untuk terus menyokong perkembangannya. Meski ada penanganan selama ini baik pelatihan, insentif maupun pembinaan dan bantuan serta promosi masih terkesan tanggung dan setengah-setengah, belum menjawab tantangan sesungguhnya. 

Sejumlah produk Karangasem seperti Mete Organik, Kerajinan Ate, Anggrek organik, Batu Tabas, Ternak Sapi Bali, Udang, dsb perlu difasilitasi oleh kelembagaan koperasi kerajinan Karangasem yang dapat lebih fokus dan spesifik membuat link , baik untuk jaringan pemasaran, kontinyuitas produksi, bahan baku, bibit, penanganan pasca produksi termasuk permodalan, SDM serta design agar dapat bersaing dan dilindungi oleh kelembagaan yang ada. Khusus mengenai pembangunan sarana Pasar Seni yang akan dijadikan pendukug pasca beroperasinya dermaga cruise nanti, Ia lebih cenderung melihat mesti adanya keseiapan kelembagaan lebih dahulu, agar memberi arah yang jelas bagaimana strategi penampilan produk khas Karangasem itu serta kesiapan melayani permintan konsumen dan penampilan dalam pemanfaatan pasar seni dimaksud. Kerjasama antara agent, tour operator, perlu diatur secara rapi sehingga tidak menimbulkan permasalaha. Mencontoh pola pemasaran hasil kerajinan seperti di Pasar Seni Sukawati, Guwang, Ubud dan Pasar Seni lainnya, hendaknya Karangasem dapat menampilkan diri lebih spesifik tidak persis sama dengan yang ada di daerah lain. Inilah yang menuntut kiat kreatif pihak terkait agar tidak terlambat lagi mengantisipasi keadaan. 

Kadiskop-UKM Karangasem Ir. I Wayan Supandi, M.Si, menyambut positif gagasan membentuk Koperasi Kerajinan Karangasem, seraya berupaya bakal mempertemukan semua elemen terkait sebelum nantinya mewujudkannya berikut memfasilitasi perijinannya. Dengan pembentukan kelembagaan tersebut paling tidak dapat membantu menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi pengrajin baik dibidang permodalan, Iptek dsb serta lebih tajam dalam mengatasi persoalan. Ia mencontohkan, sejumlah produk kerajinan Karangasem banyak yang dijual setengah jadi dan setelah sedikit dipoles diklaim daerah lain. 

Ia juga menyayangkan, pengrajin selama ini masih banyak yang jalan sendiri-sendiri kurang bersatu sehingga belum dapat maksimal bersaing menyusul masih parsialnya penanganannya sehingga memerlukan keterlibatan stakeholder.Mengenai pengurusan perijinan Supandi menyebut tidak rumit tinggal diproses melalui persetujuan Bupati. Mengenai pembangunan Pasar Seni Supandi mengaku masih terus berupaya mengkoordinasikan dan memperjuangkan ke pusat. Sedangkan untuk bantuan pasar Bebandem hanya berupa peningkatan dari pasar tradisional yang kotor menjadi lebih modern dan bersih.

Tidak ada komentar: