Selasa, 21 September 2010

LIPAMS (Liputan Amlapura Sehari)

 21 September 2010

KARYA DI PURA PUSEH CULIK
Rituasl Rejang Lilit Wajib Dipersembahkan Terkait Penyungsungan Balang Tamak

Amlapura - Prosesi Karya Mlaspas, Nubung Pedagingan dan Ngenteg Linggih di Pura Puseh Culik Kecamatan Abang yang puncaknya jatuh pada Purnamaning Sasih Kapat 23 September2010, memasuki tahapan Mendak Bagya Pule Kerti di Desa Adat Kaang-Kaang setelah upakara Pecaruan Balik Sumpah 8 September 2010 dan Melasti 20 September 2010, dipuput Ida Pedanda Istri Rai dari Geria Culik Abang.

Menurut Manggala Karya Bendesa Adat I Ketut Pasek didampingi Humas Panitia I Made Kertiana, (21-9-2010) mengatakan, pelaksanan Karya di Pura Puseh Culik disepakati dalam pesamuan karma desa menyusul telah rampungnya pembangunan/rehab sejumlah pelinggih di mandala utama, Candi bentar dan penyengker di madya mandala Pura, menelan dana sekitar 1,5 milyar. Semetara untuk upacara karya kali ini diperkirakan menelan dana sekitar 500 juta rupian dengan sumber dana dari swadaya urunan krama masing-masing Rp. 140.000,puia dari Bupati Karangasem Rp. 1.000.000, punia dari Gubernur Bali Rp. 5.000.000 dan donator serta sumbangan secara sukarela dari karma.
Dikatakan, selama pelaksanaan karya umat di lingkungan Desa Pakraman Culik yang didukung 3 Perbekelan masing-masing Perbekelan Culik, Kerta Mandala, Labasari dan Purwakerti dengan jumlah pengempon 1800 KK t.ersebar pada 17 Banjar Adat. Yang unik dalam kaitan penyungsungan di Pura Puseh bahwa setiap penyelenggaraan Usabha Puseh wajib dilaksanakan persembahan Rejang Lilit (anak-anak yang masih sukla-belum menstruasi) berjumlah 50 rang. Maknanya, menurut Jro Mangku Wayan Mertha (Pemangku Dalem Puri), berkait dengan mits dimasa lalu dimana sebelum dilakukan persembahyangan dilaksanakan seslahan rejang lilit, saat usai murwedaksina –mider tiga kali di Pura Puseh dan di Baleagung, rejang paling belakang diculik oleh raksasa. Untuk menebus kehilangan rejang itulah di lakukan persembahan berupa nasi akarang dan jinah bolong satak selai untuk menebus rejang tersebut, oleh Jro Mangku Pura Balang Tamak di Pura Bale Agung. Semenjak itu karma tidak berani tidak mempersembahkan tari rejang lilit untuk prsesi setiap upakara Usabha Puseh. Penyungsungan Balang Tamak itu sendiri disungsung di Bale Agung yang merupakan wahana untuk memohn anugrah kerahayuan jagat. Ida Betara Gede Muter yang distanakan di Pura Puseh saat Karya ini juga tedun 18 Jempana penyungsungan.
Disamping hal tersebut di Pura Puseh Culik hanya diperkenankan Krama Kerandan setempat yang melakukan upakara Ngiasin Pura dan Ida Ratu mejelang pengusabha dilaksanakan, serta krama sroh seket yang berperan dalam melaksanakan pengaci-aci.
Gubernur Bali diwakili Asisten III Drs I Gusti Made Sujana mengatakan, pelaksanaan upakara Panca Yadnya diakalangan umat Hindhu di Bali yang semakin marak dan berkembang pesat hendaknya tidak memberatkan umat namun tetap mengacu pada landasan dharma agama berdasarkan sastra agama, seraya menyerahkan punia sebesar Rp. 5.000.000.


Tidak ada komentar: