Senin, 20 September 2010

LIPAMS (LIPUTAN AMLAPURA SEHARI)

Senin, 20 September 2010
TAWUR AGUNG DI PURA PUSEH SERAYA
Tapel Kebo Iwo Turut Mesolah                                                                                                            

Amlapura - Rangkaian Taur Agung di Pura Puseh Desa Pakraman Seraya terkait Eed Upakara Karya Ngusabha Desa Mapahayu Nini, Mupuk Pedagingan, Ngenteg Linggih, Mapedudusan Agung dan Manawa Ratna, (18-9-2010) dilaksanakan Upakara Taur Agung di Madya Mandala Pura Puseh setempat dipuput 4 Sulinggih masing-masing Ida Pandita Dukuh Acharya Daksa dari Geria Pinatih Denpasar, Ida Pedanda Ketut Dwija Nugraha dari Geria Budha Budakeling, Ida Pedanda Gede Ngurah Kaleran dari Geria Kaler Sanur dan Ida Rsi Bujangga Ganda Kusuma dari Geria Penatih Denpasar.

Upakara besar yang belum pernah dilaksanakan selama ini juga dilengkapi dengan penampilan wali seperti Wayang Gedogan, Rejang Dewa dan Topeng Side Karya dengan menampilkan Topeng Kebo Iwo yang secara khusus didatangkan dari Blahbatuh Gianyar dengan kru penari dari Denpasar. Menurut Pengerajeg Karya I Nengah Pringgo, adanya prakarsa nyolahang Tapel Kebo Iwo sebagai adik dari Gajah Mada sebagai pemersatu bangsa mengingat Seraya sebagai Desa Tua dan memiliki history kekuaran Soroh Petang Dase (40) yang menjadi kekuatan inti Raja Karangasem sebagai kesatuan khusus yang memiliki kekuatan kebal senjata. Kaitan antara keberadaan Keb Iwo dengan Pasuakan Petang Dase Seraya dimasa lalu memang tidak bisa dijelaskan dalam jejak sastra/lontar. Namun bagaimanapun posisi Seraya dengan kemampuan prajuritnya dimasa lalu cukup tersohor sehingga menjadi pasukan elit Kerajaan Karangasem dimasa lalu.
Karya Taur Agung dilaksanakan sebelum pelaksanaan Puncak Karya pada tanggal 23 September 2010 mendatang, ngaturang pemahayu ring Ida Betara Turun Kabeh se jebag jagat Seraya meliputi panyungsungan pengider desa seperti Kahyangan Tiga, Pura Dadia, Banjar dan Maksan/Panti, diupasaksi juga Ida Betara paiketan dengan Seraya seperti Ida Betara dari Desa Adat Nyuhtebeh, Desa Adat Tumbu, Lean dan Banyuning yang Nyejer hingga tanggal 29 September 2010.
Bendesa Adat Seraya I Putu Suarsha melaporkan, Pura Puseh Desa Pakraman Seraya diempon sebanyak 4.653 KK, ditambah krama yang ada diluar desa seperti Singaraja 3700KK, Nyuhtebel 104 KK, Lombok 520 KK, Sulawesi 1.500 K, Batur 50 KK dan Bunutan 1.200 KK. Pelaksanaan karya tahun ini merupakan keputusan paruman desa adat, yang mempertimbangkan sudah sangat lama tidak melakukan pengrapuh pebersihan dan penyucuian kembali semua pelinggih, melalui upakara mupuk pedagingan menyusul rampungnya perbaikan pembangunan Pura sejak 15 tahun terakhir (1995). Disamping itu, keyakinan (srada) umat untuk nangun yadnya adalah adanya sipta dan ciri-ciri mitos yang telah pernah dialami dan terjadi di wilayah Seraya dan setelah dikonsultasikan dengan Sulinggih disepakati untuk nangun yadnya besar sebagai upaya meningkatkan status kesucian Pura setelah begitu lama tidak pernah dilaksanakan karya.
Ida Sesuhunan yang distanakan di Pura Puseh abiseka Ida Dewa Gede Ngurah Kangin yang berstana dalam peliggih bebaturan dan Ida Betara Dewa Gede Puseh distanakan pada pelinggih Gaduh. Mitos-mitos yang dialami masyarakat Seraya terkait keberadaan penyungsungan di Pura Puseh seperti dirasakan dapat melindungi krama yang mengalami masalah/kesulitan, dibuktikan sejumlah krama Seraya di Lombok dan Sumbawa, yang sempat tangkil dan ngayeng Ida Betara Dewa Gede Ngurah Kangin, dan mampu menyelematkannya dari ancaman malapetaka yang pernah dialami.

Seraya sendiri berarti Seraya kanti dari raja Karangasem yang diilhami keberadaan 40 orang pasukan khusus (soroh petangdase). Hingga kini pasukan tersebut sudah membaur dengan masyarakat sehingga tidak lagi ditemukan lelintih khusus pasukan tersebut, namun secara umum semua krama Seraya menjadi pratisentane leluhur Seraya di masa lalu. Untuk penyungsungan Ida Dewa Gede Ngurah Kangin memiliki momentum piodalan tersendiri saat Purnamaning Sasih Karo dengan aturan bebanten adanaan dilengkapi caru gelar sange meruntutan suku pat. Namun pada aci pengusaban di Pura Puseh juga katuran yadnya sesuai eedan dan kelengkapan upakare setiap tahun.
Untuk pelaksanaan karya besar tahun ini, disepakati menentukan Pengrajeg Karya Sulinggih Ida Pandita Dukuh Acharya Daksa dari Geria Penatih Badung, dengan meruntutan wewalungan 5 ekor kerbau 1 ekor ius merana, 1 ekor anggrek wulan dan 3 ekor kerbau suci, Sapi, Penyu, Asu Blangbungkem, Angsa, Kambing, Bawi, Bebek, Ayam. Sedangkan petapakan Ida Betara yang akan tedun katuran yadnya meliputi Sesuhunan seluruh Seraya sekitar 40 petapakan dadia, ditambah petapakan/pretima pura kahyangan desa sekitar 40 petapakan serta Ida Betara Sesuhunan luar Desa Adat yang katuran metinjo / nodya /ngupasaksi anatara lain Ida Betara dari Lean, Banguning, Nyuhtebel dan Tumbu, yang akan katuran nyejer dari tanggal 15 September 2010 hingga tanggal 29 September 2010.
Eed Karya dimulai acara kegiatan pada Sabtu 24 Juli 2010 dengan upakara ngaturang piuning di Pura Puseh dilanjutkan Mlaspas tetaring pada 4 September 2010, Ngadegang Betara 14 September 2010, Melasti Mapekelem 16 September 2010, Mepepada Tawur 18 September 2010, Tawur Agung 19 September 2010, Mepepada Agung 19 September 2010, Puncak Karya 23 September 2010 dilanjutkan dengan penganyar dan eed karya lainnya.


Tidak ada komentar: