Selasa, 07 September 2010

LIPAMS (Liputan Amlapura Sehari)

Amlapura, 07 September 2010

DESA PAKRAMAN SERAYA NANGUN KARYA MANAWA RATNA
Sejak 15 Tahun Perbaikan Pelinggih Telan Dana Lebih 5 M                            

Desa Pakraman Seraya yang merupakan salah satu Desa Adat cukup besar di Kabupaten Karangasem, yang melingkungkupi 3 wilayah Perbekelan seluruh wilayah Seraya dengan jumlah KK pengempon sebanyak 4.300 KK, kini merencanakan pelaksanaan Upakara besar yakni Karya Ngusabha Desa Mapahayu Nini, Mupuk Pedagingan, Ngenteg Linggih, Mapedudusan Agung dan Manawa Ratna di Pura Puseh Desa Pakraman setempat.

Menurut penjelasan Prajuru Desa Adat setempat I Putu Suarsa (6-9-2010) di Seraya, rencana pelaksanaan karya tahun ini merupakan keputusan paruman desa adat, yang mempertimbangkan sudah sangat lama tidak melakukan pengrapuh pebersihan, dalam wujud Karya pemasupati dan penyucuian kembali semua pelinggih, melalui mupuk pedaginan menyusul rampungnya perbaikan pembangunan Pura sejak 15 tahun terakhir (1995). Disamping itu, keyakinan (srada) umat untuk nangun yadnya adalah adanya sipta dan ciri-ciri mitos yang telah pernah dialami dan terjadi di wilayah Seraya dan setelah dikonsultasikan dengan Sulinggih disepakati untuk nangun yadnya besar sebagai upaya meningkatkan status kesucian Pura setelah begitu lama tidak pernah dibersihkan. Diyakini segala noda yang kemungkinan melingkupi aura tempat suci selama ini, dapat dinormalisasi dan dibersihkan secara niskala sehingga menambah ketebalan dan kekhusukan umat dalam melakukan dharma agama di lingkup Pura Kahyangan Tiga.
Perbaikan pranata Pura sebelumnya tidak kurang menelan dana pembangunan sekitar 5 milyard rupiah lebih dilakukan secara swadaya dan bantuan-bantuan dari berbagai level pemerintahan termasuk perbaikan Sarana 1 barung Gong Selonding yang sempat diteliti penekun budaya Selonding. Diketahui ternyata Selonding Seraya memiliki plawah terpanjang di Indonesia yang sekarang sudah bisa diberdayakan dan memiliki Sekaa Penabuh yang dilakukan setiap kali pelaksanaan pengaci-aci. Ida Sesuhunan yang distanakan di Pura Puseh abiseka Ida Dewa Gede Ngurah Kangin yang berstana dalam peliggih bebaturan dan Ida Betara Dewa Gede Puseh distanakan pada pelinggih Gaduh. Mitos-mitos yang dialami masyarakat Seraya terkait keberadaan penyungsungan di Pura Puseh seperti dirasakan dapat melindungi krama yang mengalami masalah/kesulitan, dibuktikan sejumlah krama Seraya di Lombok dan Sumbawa, yang sempat tangkil dan ngayeng Ida Betara Dewa Gede Ngurah Kangin, dan mampu menyelematkannya dari ancaman malapetaka yang ada.
Seraya menurut Prajuru I Putu Suarsha berarti Seraya kanti dari raja Karangasem yang diilhami keberadaan 40 orang pasukan khusus (soroh petangdase). Hingga kini pasukan tersebut sudah membaur dengan masyarakat sehingga tidak lagi ditemukan lelintih khusus pasukan tersebut, namun secara umum semua krama Seraya menjadi pratisentane leluhur Seraya di masa lalu. Untuk penyungsungan Ida Dewa Gede Ngurah Kangin memiliki momentum piodalan tersendiri saat Purnamaning Sasih Karo dengan aturan bebanten adanaan dilengkapi caru gelar sange meruntutan suku pat. Namun pada aci pengusaban di Pura Puseh juga katuran yadnya sesuai eedan dan kelengkapan upakare setiap tahun.
Untuk pelaksanaan karya besar tahun ini, disepakati menentukan Pengrajeg Karya Sulinggih Ida Pandita Dukuh Acharya Daksa dari Geria Penatih Badung, dengan meruntutan wewalungan 5 ekor kerbau 1 ekr ius merana, 1 ekr anggrek wulan dan 3 ekr keb suci, Sampi, penyu, asu blangbungkem, angsa, kambing, bawi, bebek, ayam. Sedangkan petapakan Ida Betara yang akan tedun katuran yadnya meliputi Sesuhunan seluruh Seraya sekitar 40 petapakan dadia, ditambah petapakan/pretima pura kahyangan desa sekitar 40 petapakan serta Ida Betara Sesuhunan luar Desa Adat yang katuran metinjo / nodya /ngupasaksi anatara lain Ida Betara dari Lean, Banguning, Nyuhtebel dan Tumbu, yang akan katuran nyejer dari tanggal 15 September 2010.

Eed Karya yang sudah disusun memulai acara kegiatan pada Sabtu 24 Juli 2010 dengan upakara ngaturang piuning di Pura Puseh dilanjutkan Mlaspas tetaring pada 4 September 2010, Ngadegang Betara 14 September 2010, Melasti Mapekelem 16 September 2010, Mepepada Tawur 18 September 2010, Tawur Agung 19 September 2010, Mepepada Agung 19 September 2010, Puncak Karya 23 September 2010 dilanjutkan dengan penganyar dan eed karya lainnya. (Humas Pemkab Karangasem)

Tidak ada komentar: