23 / 04 / 2012
HARI PERTAMA UN DI KARANGASEM, SLB NEGERI KARANGASEM HANYA DI IKUTI 2 SISWA
Amlapura – Dari ribuan peserta Ujian Nasional (UN) SMP/MTs sederajat di Karangasem, terdapat dua orang pelajar SLB Negeri Karangasem yang mengikuti UN yakni satu siswa Tuna Rungu dan satu siswa Tuna Grahita.meski tidak normal kedua siswa tersebut tetap mengikuti UN dengan penuh semangat.Sedangkan dari pemantauan yang dilakukan oleh Bupati dan wakil Bupati Karangasem ditemukan adanya siswa yang tidak mengikuti ujian nasional yakni di SMP 3 Manggis.
Dua siswa yang mengikuti UN tersebut yakni I Ketut Suardana (Tuna Rungu) dan I Komang Arjana (Tuna Grahita) yang pada hari pertama pelaksanaan UN mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia untuk tingkat SMP,pada (23/04).
Menurut ketua panitia Penyelenggara UN Sekolah Luar Biasa Negeri Karangasem I Made Putu Subali mengatakan, pelaksanaan UN tersebut terbagi dua ruang kelas,ruangan pertama khusus untuk siswa B yang mengalami gangguang Tuna Runggu dengan jumlah siswa hanya satu yang soal ujiannya sama dengan SMP lainnya. Sedangkan untuk Ruang dua juga hanya ada satu siswa yang mengikuti Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UAS BN) yakni siswa C (tuna Grahita) dimana soal-soal ujiannya dibuat oleh sekolah yang sesuai dengan Badan standar Nasional Pendidikan (BNSP).”tidak ada kendala pada hari pertama pelaksanaan UN ini,mereka mampu mengerjakan soal-soal yang dikasi,”ujar Subali.
Sedangkan Bupati Karangasem I Wayan Gredeg,SH dan Wakil Bupati Karangasem I Made Sukerana,SH melakukan pemantauan pemantauan ketat ke sejumlah sekolah didampingi Kadisdikpora Drs. I Gede Ariyasa, M.Pd dan Kabag. Humas Protokl Ir I Gede Waskita Suta Dewa, MM. Dalam inspeksi tersebut Bupati I Waya Geredeg, SH melakukan kunjunga di SMPN 2 Amlapura di Janggepati dan SMPN 5 Amlapura di Paye. Sementara wakil Bupati Karangasem I Made Sukerana, SH melakukan inspeksi di SMPN 2 Bebandem di Thpati, SMPN 4 Bebadem di Bungaya dan SMPN 1 Bebandem di Sibetan.
Kepala Disdikpra Drs. I Gede Ariyasa, M.Pd, mengatakan, sekolah yang mengikuti UAN tingkat SMP tercatat 55 sekolah negeri, swasta, dan SMP terbuka, dengan jumlah siswa seluruhnya 6.178 siswa, dengan jumlah ruang yang digunakan sejumlah 340 kelas. Secara rinci sekolah yang Sekolah negeri 33 sekolah, 6 sekolah swasta dan SMP Negeri Terbuka 4 sekolah. SMP Negeri satu atap 12 sekolah.Tempat pelaksanaan ujian sebanyak 49 sekolah, beberapa sekolah bergabung terutama sekolah swasta.
Sejumlah masalah yang ditemukan dalam prses pelaksanaan hari pertama antara lain di SMP Negeri 3 Amlapura Jumlah peserta ujian = 197 orang, laki 104 org, 93 org perempuan, sementara yang tidak mengikuti ujian nihil. Untuk permasalahan ditemukan antara lain pada lembar ujian ada naskah tanpa wacana soal pada pelajaran Bahasa Indonesia yakni pada soal nomor 22 dan 23 untuk paket E dan D tidak ada alias kosong sehingga tidak bisa dijawab. Sedangkan di SMP Negeri 5 Amlapura dengan jumlah peserta ujian 245 orang juga hadir lengkap tidak ditemukan adanya pemasalahan pelaksanaan ujian nasional tidak ada masalah. Dan di SMP Negeri 1. Amlapura juga relatif lancar tanpa permasalahan berarti. Semenaara pelaksanaan UAN di SMP Negeri 3 Manggis tercatat siswa yang tidak hadir sebanyak 5 orang, karena sejak pemantapan sudah tidak ikut, tetapi tetap masih didaftar pada data nominatif siswa peserta ujian, di SMP Negeri 1 Amlapura juga tercatat 1 orang sakit tipes dan mengikuti ujian di rumah sakit karangasem, atas anama Ni Kadek Sukanti.
Bupati I Wayan Geredeg, SH menekankan, agar seluruh jajaran seklah baik Kepala Seklah, guru, pengawas, siswa dan komite berupaya agar tingkat kelulusan UAN SMP tiap tahun makin meningkat kualitasnya. Untuk itu prses pelaksaaan UAN agar dijalankan secara optimal agar siswa bisa bekerja dengan aman, nyaman dan lancar. Dikatakan, untuk menampung lulusan murid nantinya bakal dirintis SMK Centre, guna menampung SDM dari alumnus tingkat SMP, dengan prioritas meningkatkan keterampilan siswa khususnya dari segi bahasa.
Semenatara Wabup I Made Sukerana, SH menekankan, kelak bakal diurintis Perda tentang Wajib Belajar 9 tahun yang lebih menekankan adanya sangsi bagi orangtua dan siswa tidak hanya dari sisi pemerintah dan guru semata, sehingga apa yang dilakukan pemerinatah dari segi penyediaan sarana prasaraa tidak sia-sia, tetapi dapat dimanfaatkan dengan maksimal oleh seluruh potensi wajib belajar, sehingga tidak ada lagi yang tercecer. Hal ini menurut Wabup mengantisipasi masih dinilai rendahnya tingkat IPM Karangasem, sehingga menjadi tantangan untuk segera diatasi bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar