Senin, 10 Oktober 2011

TIDAK MAU KECOLONGAN PETERNAK LAKUKAN VAKSINASI FLU BURUNG

10/10/2011 http://rgsfmradio.blogspot.com

TIDAK MAU KECOLONGAN PETERNAK LAKUKAN VAKSINASI FLU BURUNG

Amlapura - Kendati Bali saat ini ada dalam bayang-bayang ancaman Flu Burung – Virus AI, namun hingga kini Karangasem masih tetap dalam kondisi negatif. Untuk menangkal hal tersebut peternak ayam ras yang tergabung dalam Kelompk Ternak Ayu Mertha Pesedahan tak hendak kecolongan lagi dengan melakukan penyemprotan disinfektan dan vaksinasi. Menurut Ketua Kelompok Drh. I Nengah Rusnawan, saat ditemuai dalam kegiatan vaksinasi di kelompok setempat (10-10-2011) mengatakan, kegiatan antisipasi munculnya flu burung kembali diwilayah peternakan Pesedahan, kelompok telah melakukan upaya ekstra ketat baik melalui penyemprotan sekali seminggu, dan melaksanakan 2 kali kegiatan vaksinasi seluruh populasi ayam, sanitasi kandang, sterilisasi kandang serta memperhatikan aspek lingkungan makanan serta tingkat kesehatan ternak.

Untuk kawasan peternakan di wilayahnya hingga kini belum ada gejala virus AI yang kembali menyerang. Adapun ternak yang mengalami kematian bukan diakibatkan virus AI melainkan disebabkan penyakit ND dan Gumboro. Untuk melakukan antisipasi terhadap kemungkinan adanya serangan, peternak tetap melakukan metode vaksinasi dengan vaksin flu burung. Paling tidak dalam satu kali periode pemeliharaan ayam selama 2 tahun dilakukan vaksinasi 2 kali.
Kabid Keswan seijin Kepala Dinas Peternakan dan Kelautan Kab. Karangasem Drh. I Ketut Artama, M.Si mengatakan, untuk melakukan antisipasi selama ini tetap dilakukan melalui penanggulangan partisipatif desease respon, yakni dengan melibatkan masyarakat, terutama untuk memantau penyebaran AI melalui Bio Scurity unggas yang sakit ke sentra-sentra peternakan unggas oleh tim Flu Burung. Untuk saat ini jumlah populasi unggas di Karangasem mencapai 800.000 ekor dengan jumlah terbesar ada di Kecamatan Manggis. Untuk pengawasan keluar masuknya unggas antar Propinsi menjadi kewenangan tingkat I, sedangkan Kabupaten hanya memantau di tingkat pasar. Sedangkan untuk kegiatan penanggulangan di sektor 3-4 ditangani Kabupaten melalui penyemprotan disinfektan. Sedangkan untuk sektor 1, 2 dengan gejala positif terserang baru divaksinasi yang langsung dilakukan oleh peternak. Untuk stok disinfektan, dikatakan, masih tersedia cukup. Untuk saat ini memang baru dalam taraf ancaman yang memang selalu ada tetapi sejauh ini masih negatif.

Tidak ada komentar: