Selasa, 29 Maret 2011

DEPAG GELAR DHARMA SANTHI DI KOMUNITAS MUSLIM, BUKTI TOLERANSI BERAGAMA KARANGASEM KIAN ERAT

29 / 03 / 2011 http://rgsfmradio.blogspot.com

DEPAG GELAR DHARMA SANTHI DI KOMUNITAS MUSLIM,BUKTI TOLERANSI BERAGAMA KARANGASEM KIAN ERAT

Amlapura - Lazimnya kegiatan Dharma santhi yang bernuansa religius dilakukan dilingkungan komunitas umat sedharma, namun sebagai wujud kokohnya rasa toleransi umat beragama di Kabupaten Karangasem, Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Karangasem Ni Komang Sri Maheni justru menggelar acara Dharma Santhi tahun ini di komunitas muslim yakni di Sekolah Madrasah Tsanawiyah (Mts) Kabupaten Karangasem. Acara yang berlangsung cukup lancar sekaligus mengandung misi menjalin Tri Kerukunan Umat beragama secara riil.


Ketua panitia Dharma Shanti Ida Made Pidada, S.Ag, M.Si, melaporkan, keberagaman Agama yang tumbuh dan berkembang di Kabupaten Karangasem merupakan kenyataan sejarah sekaligus sebagai bukti adanya kebebasan mengekspresikan keyakinan. Karangasem merupakan daerah yang kaya adat dan tradisi, salah satunya adalah tradisi Simakrama yang saat ini perlu dijaga dan diimplementasikan dalam kegiatan Dharma Shanti. Adapun tujuan pelaksanaan Dharma Shanti adalah meningkatkan hubungan silaturahim, hormat menghormati dan meningkatkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan yang sudah berjalan antar umat beragama selama ini. Simakrama diikuti 250 orang, terdiri dari Jajaran Kemenag Kab. Karangasem, Tomas, akademisi, generasi muda dan masyarakat.

Menurut Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Karangasem Ni Komang Sri Marheni, S.Ag, M.Si, (29-3-2011) melaporkan, pelaksanaan Dharma santhi dalam rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi dan Tahun Baru Icaka 1933 sekaligus merupakan implementasi efek pemaknaan catur Brata Penyepian secara luas dalam aspek kehidupan nyata, disamping memaknai pergantian tahun baru Icaka dengan mengedepankan makna kerukunan umat beragama dan introspeksi sebagai esensi pengendalian diri menghadapi gejolak gelombang kehidupan yang kian menyudutkan nilai-nilai religiusitas.
Dikatakan, arah pemikiran untuk mewujudnyatakan keharmonisan beragama dalam tataran realita, mengingat selama ini kerukunan itu saling hormat menghormati baru sering dibicarakan semata dan tulisan dalam spanduk. Namun kini diarahkan untuk menjadi nyata dengan thema yang diangkat yakni bagaimana melalui pelaksanaan Dharma Santi dapat diwujudkan keharmnisan bergarama menuju kehidupan yang jagadhita dalam praktek yang benar-benar nyata. Maka itu Darma Santi ini dilaksanaka di Mtsn atau ditengah komunitas umat muslim yang disambut baik dan terbuka da menerima untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Khusus untuk di Karangasem, dikatakan Maheni, benturan antar umat tidak tampak sementara para penyuluh agama dan pengawas sudah bekerja secara bersama-sama, sehingga pelaksanaan perayaan Nyepi berlangsung aman. Tujuan utamanya adalah mewujudkan kerukunan umat beragama sebagaimana diharapkan pemerintah didalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Para tokoh masyarakat yang dulu sering turun ke bawah, sekarang sudah digantikan dengan fasilitasi media juga sudah dilakukan dengan memberikan pencerahan-pencerahan.
Kepala Kantor Wilayah Kamentrian Agama Propinsi Bali I G A K Sutayasa, M.Si, mengatakan, kehidupan beragama secara nasional oleh Kementrian Agama dijadikan prioritas unggulan untuk meningkatakan kualitas keurukunan, namun kenyataannya masih ada gejolak dan benturan yang terjadi. Hal itu mestinya disusul oleh kesepahaman bersama dan jika tidak terjaga terjadi kesalahpahaman yang memicu benturan-benturan. Wujud toleransi itu agar tidak sebatas wacana atau ditingkat pimpinan saja, yang sudah ditidaklanjuti dengan berbagai upaya penyuluhan melalui multi media dalam sentuhan rokhani. Saat ini dengan tingkat kemajuan dan tingkat ekonomi terjadi kesenjangan antara pemahaman itu, sehingga menimbulkan dampak negatif yang bersumber pula dari akibat kemajuan iptek serta kemajuan informasi. Media fasilitasi dalam bentuk dialog sudah terus dibangun antara kerukunan umat beragama, melalui berbagai media namun kwantitasnya belum memadai karena keterbatasan anggaran. Ditingkat Propinsi Bali baru dapat dilaksanakan 4 kali dengan membawa misi pencerahan dengan dukungan seni budaya serta melalui media Dharma Santhi dan dan moment lainnya.

Disamping itu, pelaksanaan dharma santi itu sendiri juga ditujukan untuk memaknai pergantian tahun baru Icaka 1931 sekaligus mewujudkan kian tebalnya toleransi antar umat beragama dikalangan masyarakat Karangasem. Melalui moment yang penuh dengan nuansa religious, sebagai upaya mendorong dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara untuk senantiasa memanfaatkan tiang agama sebagai landasan utama dalam menyelesaikan berbagai persoalan hidup yang makin pelik. Sejalan perkembangan Kerukunan Umat Beragama memiliki tujuan menjaga ketentraman dan kerukunan umat beragama bertujuan memelihara hubungan sesama umat beragama dilandasi toleransi, saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Bupati Karangasem I Wayan Geredeg mengatakan, pelaksanaan Dharma Santi mengandung arti stratregis dalam meningkatkan toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Sebagai umat beragama senantiasa mendambakan kehidupan lahir bathin dengan mejunjung tinggi norma kebajikan moral dan budipekerti. Dalam menghadapi krisis global semua pihak diminta waspada terhadap kerawanan berbagai isue dan hasutan yang mengarah pada instabilitas keamanan sebagai ancaman persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk itulah penting digelorakan semangat toleransi umat beragama melalui pesan dharma santi.

Bupati Geredeg mengajak semua elemen masyarakat Karangasem untuk bahu membahu membangun Karangasem melalui semangat kebersamaan dijiwai semangat persatuan dan kesatuan, dilandasi nilai agama sebagai landasan moral. Spirit atmosfir dharma santi yang beruansa kekeluargaan, mengajak masyarakat Karangasem, menghadapi berbagai pemecahan masalah yang mudah dihinggapi sikap emosional sangat rentan meminggirkan nilai kebenaran. Untruk itu kepada semua tokoh agama diharapkan dapat membina umat agar tidak ditunggangi kepentingan politik dan kecemburuan antar pemeluk agama menyebabkan terganggunya keharmonisan kehidupan beragama di Kabupaten Karangasem.

Tidak ada komentar: