Kamis, 02 Desember 2010

TANTANGAN BERAT DISEKTOR PANGAN

02 / 12 / 2010 http://rgsfmradio.blogspot.com

TANTANGAN BERAT DISEKTOR PANGAN                                                                         

Amlapura - Pelaksanan Hari Pangan Sedunia merupakan media untuk meningkatkan pemahaman kepedulian dan menggalang kerjasama dengan pihak-pihak terkait dengan meningkatkan sinergi dalam penanganan masalah pangan . Demikian diutara Kepala Kantr Ketahanan Pangan Kab. Karangasem I Ketut Ardita, S.Sos, MM (2-12-2011) di Amlapura.

Dikatakan, upaya pemenuhan pangan kedepan akan menghadapi tantangan yang semakin berat seperti terjadinya perubahan iklim dan pemanasan global, pertumbuhan penduduk yang pesat, ketersediaan lahan dan air serta SDA lainnya yang terbatas. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan sinergi secara multisektoral dalam pemahaman, koordinasi dan komunikasi dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan secara tepat dan inovatif.
Ditambahkan, hak atas pangan telah diakui secara formal leh banyak negara di dunia, termasuk Indonesia . Adapun thema Internasinal dalam Peringatan Hari Pangan Sedunia yakni Kemandirian Pangan untuk merangi Kelaparan. Keseriusan dalam penanganan masalah ini dituangkan kedalam piranti hukum dalam bentuk Undang-Undang, Peraturan pemerintah dan peraturan yang lebih operasinal. Salah satu diataranya adalah peraturan pemerintah nomor 38. Tahun 2007 yang menegaskan bahwa ketahanan pangan menjadi urusan wajib yang harus ditangani oleh Pemda. Peringatan Hari Pangan Sedunia ini merupakan momentum penting dalam rangka diversifikasi pangan, meningkatkan produksi pangan, kesejahteraan petani serta memperkuat ketahanan pangan. Pemerintah harus dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan senantiasa harus tersedia pangan yang beragam, bergizi, berimbang dan aman dikonsumsi serta harga yang terjangkau oleh masyarakat. UU no 7 tahun 1996 tentang pangan maupun peraturan pemerintah no 68 tahun 2002 tentang ketahanan pangan mengamanatkan bahwa pemerintah bersama masyarakat wajib mwujudkan ketahanan pangan. Ketahanan pangan tidak hanya diemban oleh pemerintah akan tetapi kewajiban semua pihak, dalam hal ini pemeritah, swasta dan masyarakat baik secara individu maupun secara lembaga harus mengambil peran aktif dalam bersinergi mewujudkan ketahanan nasioal.
Ketahanan pangan ditujukan melalui tiga aspek yaitu aspek ketersediaan, aspek distriubusi, aspek konsumsi dan keamanan pangan . Ketiga aspek tersebut berdasarkan data yang ada di Propinsi Bali tidak ada gejolak kerawanan pangan masyarakat, namun tetap disadari bahwa kondisi tersebut tidak dapat dijadikan tolok ukur bahwa kita telah berhasil tanpa ada permsalahan yang akan muncul karena faktor di lapangan menunjukkan bahwa masih ada yang menyandang status kurang gizi.
Disisi lain pemerintah juga tidak bisa berkelit t dari kenyatan bahwa permasalahan sangat erat kaitannya dengan angka kemiskinan di Karangasem hingga kini tercatat sebanyak33.198 KK dan terhadap masalah ketersediaan pangan masih memerlukan penanganan lebih serius. Kondisi ini memberikan gambaran bahwa ketahanan pangan ditingkat masyarakat pada golongan tertentu masih rentan dan berpotensi terjadi kekurangan pangan. Dalam merespn dan menyikapi situasi dan kondisi saat ini diperlukan kecermatan dan kearifan dalam pengelolaan sumber daya secara optimal seraya tetap mengedapankan upaya dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat sebagai salah satu alternatif strategis.
Beberapa hal yang cukup mendasar dalam rangka ketahanan pangan masyarakat yang didukung oleh keterlibatan seluruh pemangku kepentingan sesuai kewenangan dan bidangnya masing-masing.
Salah satu kunci memantapkan ketahanan pangan dengan pengembangan cadangan pangan baik yang dikelola pemerintah maupun strategi ditingkat mikro dengan pemberdayaan cadangan pangan masyarakat dengan mendorong tumbuhnya lumbung-lumbung pangan masyarakat yang telah menjadi kearifan lokal sejak dahulu.
Keanekaragaman konsumsi pangan perlu segera didorong dan difasilitasi khususnya pangan non beras dengan pemanfatan pangan lokal dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap satu jensis pangan yaitu beras, juga untuk memenuhi pola pangan harapan sesuai dengan kaidah pangan sehat yang beragam, bergizi dan berimbang. Pengembangan dan pendayagunaan tehnologi tepat guna yang berbasis sumberdaya lokal baik teknologi dalam peningkatan produksi pertanian maupun tehnologi pangan lahan yang diharapkan menghasilkan pangan yang aman bermutu dan proses produksinya ramah lingkungan. Keterbatasan lahan pertanian disikapi dengan pemanfatan lahan potensial yang belum tergarap secara otimal khususnaya untuk pangan non beras termasuk pemanfatan pekarangan rumah. Persoalan air agar dapat perhatian dan penanganan serius karena menjadi ancaman serius bukan hanya pada ketahanan pangan tetapi juga untuk kehidupan manusia yang sangat poensial menjadi sumber konflik. Secara proaktif mengambil langkah-langkah antisipasi terhadap kecendrungan dampak krisis global yang cederung menimbulkan dampak perubahan iklim ekstrem yang dapat mengakibatkan banjir maupun kekeringan dan munculnya organisme pengganggu tumbuhan yang sulit dideteksi dan diatasi.

Tidak ada komentar: