Selasa, 12 Oktober 2010

SEPASANG KAMBING GEMBRONG DIHARGAI 40 JUTA

 12 Oktober 2010

Kambing Gembrong Ikon Karangasem Satu-Satunya di Dunia
SEPASANG KAMBING GEMBRONG DIHARGAI 40 JUTA                                                        

Amlapura - Guna melestarikan genetik dan flasma nutfah keberadaan populasi langka Kambing Gembrong Ikon Karangasem yang merupakan satu-satunya di Dunia, Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) pusat Prabwo Subianto memberikan bantuan untuk pengembangan jenis kambing langka tersebut sebesar Rp. 40.000.000 kepada Kelompok Tani Kambing Gembrong di Ujung Hyang, Tumbu Karangasem, diserahkan Ketua HKTI Bali Prof. DR. Ir. I Wayan Suparta, MS di Amlapura (12-10-2010).

Ketua HKTI Bali Prof. DR. Ir. I Wayan Suparta, MS, pemeliharan ternak kambing yang memiliki kelebihan secara khas hendaknya menjadi kebanggaan dari masyarakat serta melakukan pemeliharan dengan teliti karena memiliki nilai eknomis tinggi. Menyangkut sosialisasi pemanfaatan limbah kotoran ternak seperti biogas kotoran sapi sudah dilakukan percontohan di beberapa lokasi di Kabupaten Karangasem, bahkan sisa dari hasil biogas bisa dijadikan pupuk alami, jika digunakan memupuk tanaman pertanian dapat memberikan nilai tambah meningkatkan produksi. Sesuai kebijakan Bupati Karangasem satwa khewan Kambing Gembrong dipertahankan dari segi budidaya untuk disebarkan dengan pemberian subsidi. Sementara untuk pakan perlu dibantu dengan makanan konsentrat, disamping pakan alami seperti gamal, rumput raja, daun kayu santan dsb. Pembudidayaan kambing dapat menunjang pengembangan pertanaian organik, dimana kotoran kambing bisa digunakan untuk pupuk hayati sehingga menimbulkan keseimbangan alam sebagai wujud pola pertanian berkelanjutan (sustainable).

Menurut Peneliti Balai Pengkajian Teknolgi Pertanian (BPTP) Bali Ir. Supriyono Kuntoro, genetik jenis kambing gembrong sudah melalui uji tes DNA untuk mengetahui jenis keturunannya, ternyata populasi kambing gembrong merupakan khas Karangasem berbeda dengan keberadaan kambing gembrong Persia sehingga merupakan spesies satu-satunya didunia. Sebelumnya BPTP Bali pernah memberikan bantuan sebanyak 18 ekor kambing diantaranya 2 ekor mengalami kematian. Potensi unik Karangasem itu menjadi perhatian khusus karena tidak ditemukan di belahan dunia lain. Populasi kambing yang berbulu lebat memiliki riwayat unik yakni dikembangkan nelayan untuk dicari bulunya sebagai umpan ikan karena mengkilat didalam air dan digemari ikan. Awalnya kambing gembrong dikembangkan nelayan yang sekaligus peternak dan petani, terkait dengan kebiasaan nelayan merakit umpan di daerah pesisir. Mereka membuat umpan dengan menggunakan bulu kambing gembrong karena saat dipakai umpan mengkilap berkilau. 

Kambing gembrong sendiri populasinya memang tidak banyak karena karakteristiknya langka. Hanya anak kambing yang lahir berwarna putih kekuningan baru bisa menjadi gembrong, bila dengan warna lain tidak menjadi gembrong. Populasi kambing gembrong sangat terbatas disamping karena minat masyarakat untuk mengembangkan jenis kambing tersebut masih relatif sedikit. Sedangkan dari segi ekonomi keuntungan pemeliharaannya juga ralatif sangat tipis mengingat dagingnya juga sedikit karena badannya kecil, tetapi nilainya bisa menjadi tinggi jika ada di tangan para penghoby. Dari sisi anatomi kambing gembrong tergolong kambing kecil karena nilai ekonomisnya ada pada bulu bukan daging. Bantuan ternak kambing pertama kali turun dari Program P2TP Departemen Pertanian pusat yang direalisasikan kepada Kelompok Peternak yang ada di Karangasem antara lain yang ada di Ujung Pesisi Karangasem. 

Ketua Kelompok I Wayan Mudarta menambahkan, kelompok peternak kambing gembrong Wisu Segara di Ujung Hyang Tumbu didirikan tahun 2009 dengan memelihara 18 ekor kambing dari bantuan pemerintah. Anggota kelompok berjumlah 40 orang selain beternak ada juga sambil bertani dan berprofesi sebagai nelayan dsb. Popopulasi kambing gembrong di Karangasem hanya 33 ekor saja dengan lokasi populasi di Ujung Pesisi Kecamatan Karangasem terdapat 16 ekor, di Desa Bugbug sebanyak 7 ekor dan di Desa Culik sebanyak 6 ekor.

Tidak ada komentar: