23 Sptember 2010
TERKAIT KARYA DI PURA PASAR AGUNG
2.700 Krama Ngaturang Prani
Amlapura - Menjelang akhir seluruh prosesi Karya Agung di Pura Pasar Agung Perbekelan Jungutan Yeh Kori Bebandem, dilaksanakan persembahan upakara Meprani atau yang dikenal dengan Majang di Pura setempat, mempersembahkan berbagai Sanganan Bali, Palabungkah, Palagantung, Palawija, sarwa woh-wohan diikuti 2.700 krama.
Acara Maprani dilanjutkan acara pemajangan dimana krama menghadapi bebanten yang dipersembahkan sebelumnya dipimpin langsung Jro Mangku dan Kelian Banjar, diisi upacara Metabuh dengan tuak / sajeng yang diedarkan petugas / Saye berkeliling. Tiap-tiap krama memercikkan petabuh sajeng didepan bebanten. Sebagai puncak acara Maprani, barulah dilakukan makan bersama yang disebut Mesari. Mesari dimaksudkan Ngayab dan Nyurud isi banten sebagai sarin mertha karunia Hyang Widhi dan dimakan bersama. Sambil makan, salah satu krama kembali mengedarkan sajeng untuk diberikan kepada setiap krama. Jika diberikan kepada Jero Desa tidak boleh menolak meminum sajeng / tuak krama paling tidak hanya diterima saja.
Jro Mangku Pasar Agung mengatakan, upacara Maprani merupakan warisan leluhur krama di wilayah Desa Adat /Pakraman Sibetan yang berkuasa dimasa lalu. Atas karunia kesuburan alam yang dipenuhi berbagai tanaman buah-buahan seperti salak dsb, maka dihaturkan persembahan prani untuk menghormati keberadaan sarwa prani yang sudah memberi berkah kehidupan.
Nyoman Kisid menambahkan, warganya dapat terus memupuk rasa persatuan dan kesatuan sagiluk-saguluk salunglung sebayantaka, asah-asih-asuh sehingga memiliki ketahanan kokoh terhadap bentuk gangguan yang bersifat merongrong jati diri krama adat.
Sementara itu, Bupati Karangasem I Wayan Geredeg yang turut serta melaksanakan Maprani mengatakan, upacara tradisi yang masih dipertahankan krama Sibetan memiliki makna sebagai simbolik menghaturkan sembah bakti dan ungkapan rasa syukur kehadapan Hyang Widhi, atas kemurahan karunianya. Dikatakan Sarwa Prani yang memberi hidup manusia atau prana, selayaknya dihargai dengan menghaturkan rasa syukur serta berkomitment menjaga alam dunia beserta isinya tanpa dirusak sewenang-wenang karena kepentingan sesaat manusia semata-mata.
Sebelum prosesi upacara Maprani, dilaksanakaan upacara bakti penyenuk untuk persembahan secara niskala dimana tiap-tiap klen – soroh yang ada di Desa Sibetan ngaturang daging karya, setelah itu baru disusul pelaksanaan Maprani dan nunas surudan untuk disantap bersama. Sementara itu upacara Rsi Bojana juga dilaksanakan sebagai wujud terima kasih kepada 21 orang sulinggih yang terlibat muput karya selama waktu 2 bulan prosesi berlangsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar